Dalam industri peternakan, air menjadi elemen penting yang tidak hanya untuk hewan ternak, tetapi juga untuk pekerja dan proses pendukung lainnya. Meski sering dianggap sama, air bersih, air steril, dan air siap minum memiliki definisi serta penggunaan yang berbeda. Penting bagi peternak untuk memahami perbedaan antara air bersih, air steril, dan air minum, sehingga dapat menerapkan standar air yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
1. Air Bersih
Air bersih merupakan air yang sudah terbebas dari segala cemaran kotoran, baik secara fisik (tidak keruh, tidak berwarna, tidak berbau menyengat), maupun kimia (besi, mangan dan kapur). Air bersih dapat digunakan untuk keperluan non-konsumsi seperti mandi, mencuci peralatan kandang, membersihkan kandang, dan sanitasi.
Apabila air yang digunakan tidak bersih dan masih mengandung kontaminan seperti besi, maka akan berdampak negatif bagi peternakan. Kandungan besi berlebih dapat memicu pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan, mengganggu kesehatan saluran pencernaan ternak, dan menyebabkan penurunan efisiensi pakan atau FCR (Feed Conversion Ratio). Selain itu, air dengan kadar kapur (kesadahan) tinggi dapat menyebabkan kerak pada pipa dan peralatan kandang yang akan menghambat distribusi air, serta mengurangi efektivitas pelarutan vaksin dan obat-obatan yang diberikan melalui air minum. Oleh karena itu, penting bagi peternak untuk tidak hanya memastikan air tampak bersih, tetapi juga memenuhi standar kualitas yang aman dan sesuai untuk kebutuhan ternak.
2. Air Steril
Air steril merupakan air yang sudah bersih, terbebas dari cemaran pengotor baik secara fisik maupun kimia, dan telah melalui proses disinfeksi untuk menghilangkan semua mikroorganisme, termasuk bakteri, virus, dan jamur. Air ini digunakan untuk minum ternak, proses vaksinasi melalui air minum, serta pelarutan vitamin dan obat.
Apabila air yang digunakan belum steril dan masih mengandung mikroorganisme patogen, maka jika diberikan secara terus-menerus kepada ternak, dapat memicu timbulnya berbagai penyakit, terutama yang menyerang saluran pencernaan dan sistem kekebalan tubuh. Mikroorganisme seperti E. coli, Salmonella, dan Clostridium yang terkandung dalam air tercemar dapat berkembang biak di dalam tubuh ternak, menyebabkan infeksi yang menurunkan nafsu makan, memperburuk konversi pakan (FCR), dan menghambat pertumbuhan. Dalam kondisi yang parah, kontaminasi mikrobiologi ini tidak hanya berdampak pada performa produksi, tetapi juga dapat meningkatkan angka kematian. Oleh karena itu, memastikan air dalam kondisi steril sangat penting untuk menjaga kesehatan ternak dan menjamin produktivitas peternakan tetap optimal.
3. Air Minum
Air minum merupakan air yang sudah bersih, steril, dan layak dikonsumsi karena terbebas dari segala cemaran, baik secara fisik, kimia, maupun kandungan mineral yang berlebih. Air ini harus memenuhi standar baku mutu berdasarkan parameter fisika, kimia, dan mikrobiologi. Di lingkungan peternakan, air minum tidak hanya penting untuk hewan ternak, tetapi juga untuk pekerja yang bekerja di lokasi.
Air siap minum yang aman dan berkualitas juga dapat digunakan untuk konsumsi para pekerja, sehingga mendukung kesehatan dan kenyamanan selama bekerja. Untuk keperluan konsumsi manusia, air minum harus mengacu pada standar yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 2 Tahun 2023, yang mencakup pH netral, bebas dari zat beracun, serta aman dari cemaran mikroorganisme patogen. Umumnya, air ini dihasilkan dari sistem pengolahan air melalui proses Reverse Osmosis (RO) guna menghilangkan partikel fisik, zat kimia, mineral berlebih dan mikroorganisme patogen.
Memahami perbedaan antara air bersih, air steril, dan air minum sangat penting dalam pengelolaan peternakan yang baik. Dengan manajemen air yang tepat sesuai fungsi dan kebutuhan, peternakan tidak hanya lebih efisien, tetapi juga lebih aman dan berkelanjutan.