Blog

  • Kelihatannya Sepele, Tapi ‘Ayam Ngorok’ Bisa Bikin Peternak Tekor!

    Kelihatannya Sepele, Tapi ‘Ayam Ngorok’ Bisa Bikin Peternak Tekor!

    Chronic Respiratory Disease (CRD) merupakan salah satu penyakit pernapasan kronis yang umum terjadi pada ayam. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Mycoplasma gallisepticum, yang menyerang sistem pernapasan bagian atas seperti trakea, sinus, dan kantung udara. CRD biasanya ditandai dengan gejala batuk, ngorok, bersin, mata berair, serta penurunan konsumsi pakan dan minum. Penyakit ini sangat merugikan karena bersifat kronis dan dapat menurunkan efisiensi pakan, pertumbuhan, serta produksi telur dalam jangka panjang.

    Infeksi ini menjadi lebih serius ketika CRD berkembang menjadi Complicated Chronic Respiratory Disease (CCRD). Kondisi ini terjadi ketika bakteri Mycoplasma gallisepticum disertai dengan infeksi sekunder dari bakteri lain seperti Escherichia coli atau virus seperti Newcastle Disease (ND) dan Infectious Bronchitis (IB). Kombinasi ini memperparah kerusakan jaringan pernapasan, mempercepat penurunan performa ayam, serta meningkatkan angka kematian dan afkir dini. Studi Hussein et al. (2019) menunjukkan bahwa mortalitas akibat CCRD bisa mencapai 15–30% pada broiler jika tidak ditangani dengan baik. Dalam studi yang dilakukan oleh Rahman et al. (2017), kasus CCRD menyebabkan penurunan bobot badan hingga 15–25% dan peningkatan rasio konversi pakan (FCR). Selain itu, dapat mengakibatkan penurunan produksi telur hingga 30% pada ayam layer yang terdampak CCRD (El-Jakee et al., 2016).

    Salah satu faktor penyebab yang sering luput dari perhatian peternak adalah kualitas air minum. Sistem pernapasan dan sistem imun sangat dipengaruhi oleh asupan air yang bersih dan aman, karena 60-80% kebutuhan tubuh ayam didominasi oleh air. Air yang tercemar oleh mikroorganisme patogen, bahan kimia maupun mineral berlebih dapat memperlemah sistem imun ayam, sehingga memicu dan memperparah infeksi seperti CRD.  

    Oleh karena itu, salah satu langkah penting dalam mencegah dan mengontrol CRD hingga CCRD adalah menjamin kualitas air minum yang optimal. Air harus melalui proses penyaringan (pre-filter) untuk menghilangkan partikel fisik dan mineral berlebih, serta disinfeksi untuk menonaktifkan mikroorganisme patogen. 

    Baca Juga:

  • Ini 5 Tips Efektif Tingkatkan Keuntungan Peternakan Unggas!

    Ini 5 Tips Efektif Tingkatkan Keuntungan Peternakan Unggas!

    Dalam industri peternakan unggas khususnya ayam, margin keuntungan bisa sangat tipis, tergantung pada manajemen pemeliharaan yang dilakukan. Peternak yang mampu mengelola kandangnya dengan efisien dan cerdas bisa menghasilkan keuntungan yang jauh lebih besar dibandingkan mereka yang hanya berfokus pada produksi. Berikut adalah 5 tips penting yang terbukti efektif untuk meningkatkan profit dalam usaha peternakan ayam:

    1. Kurangi Mortalitas dengan Sistem Biosekuriti yang Tepat

    Mortalitas merupakan penyebab utama menurunnya margin keuntungan dalam industri peternakan. Setiap ayam yang mati akan berpotensi menimbulkan kerugian. Oleh sebab itu, peternak harus menerapkan sistem biosekuriti yang tepat, mulai dari membatasi akses orang luar ke kandang, desinfeksi kendaraan dan peralatan, hingga melakukan kontrol rutin terhadap agen pembawa penyakit, sepeti tikus dan serangga. Dengan manajemen biosecurity yang tepat tentu akan melindungi ternak dari resiko terinfeksi berbagai penyakit.

    2. Optimalkan Kualitas Air Minum

    Air yang tercemar secara fisika, kimia maupun mikrobiologi tentu dapat menurunkan performa ayam. Oleh sebab itu, peternak perlu menggunakan sistem filtrasi dan disinfeksi dengan teknologi sinar UV-C untuk menjaga dan memastikan kualitas air dalam kondisi yang baik dan aman untuk dikonsumsi oleh ternak.  Enpress Vortech Inside (EVI) merupakan solusi tepat untuk sistem filtrasi yang sudah menggunakan teknologi Vortech dan media terbaik dari Amerika Serikat yang sudah dipatenkan di seluruh dunia. Selain itu, teknologi UV-C menjadi solusi tepat dalam disinfeksi air minum ternak karena dapat menghancurkan DNA mikroorganisme patogen tanpa menambahkan bahan kimia, sehingga tidak ada risiko residu dalam air. Luminor UV-C System menjadi teknologi tepat untuk mendesinfeksi mikroorganisme berbahaya di air hingga 99,9% tanpa residu berbahaya. Berbeda dengan lampu UV-C konvensional lainnya. Luminor UV-C System dilengkapi dengan dosis 30mJ/cm2, sehingga efektif menonaktifkan seluruh mikroorganisme.

    3. Perbaiki Manajemen Pakan dan FCR

    Feed Conversion Ratio (FCR) merupakan kunci dalam efisiensi pakan. Oleh karena itu, peternak harus memberikan pakan dengan kualitas nutrisi yang baik dan sesuai. Selain itu, tempat untuk penyimpanan pakan harus bersih, kering dan mana agar tidak jamuran, serta perlu mempertimbangkan pemberian vitamin dan feed additive untuk meningkatkan efisiensi pakan.

    4. Lakukan Pencatatan dan Monitoring Rutin

    Sistem pencatatan harus rutin dilakukan di setiap data, seperti jumlah pakan, pertambahan bobot badan ayam secara mingguan, angka kematian harian, serta parameter lingkungan seperti suhu dan kelembaban kandang. Dengan memiliki data yang akurat dan terstruktur, peternak dapat dengan cepat mengenali adanya penurunan konsumsi pakan, lambatnya pertumbuhan, atau peningkatan mortalitas. Hal ini memungkinkan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat, baik dalam hal pengobatan, penyesuaian pakan, maupun perbaikan manajemen kandang. Selain itu, data historis juga bisa menjadi acuan untuk evaluasi dan perbaikan di periode pemeliharaan berikutnya, sehingga keuntungan bisa terus meningkat.

    5. Jadwalkan Panen dan Masuk DOC Secara Strategis

    Keputusan tentang waktu memulai pemeliharaan (chick-in) dan waktu melakukan panen sangat mempengaruhi margin keuntungan yang bisa didapatkan. Oleh karena itu, penting bagi peternak untuk mengikuti tren harga ayam di pasar lokal dan nasional. Hindari melakukan panen di saat harga anjlok karena biaya produksi bisa jadi tidak tertutupi oleh harga jual. Dengan menjadwalkan masuknya DOC secara cermat, peternak dapat memastikan bahwa ayam akan mencapai bobot ideal tepat saat harga pasar sedang tinggi. Strategi ini, jika dikombinasikan dengan manajemen pemeliharaan yang baik, akan memberikan keuntungan maksimal dan mengurangi risiko kerugian akibat fluktuasi harga pasar.

    Keuntungan industri peternakan ayam tidak hanya ditentukan oleh harga jual, tetapi oleh efisiensi dalam setiap aspek produksi, mulai dari dari pakan, air, biosekuriti, hingga strategi pasar. Peternak yang mampu mengelola seluruh aspek ini secara tepat akan mendapatkan profit lebih besar, bahkan di tengah harga pasar yang fluktuatif.

    Baca Juga:

  • Salmonellosis Bukan Sekadar Masalah Kesehatan Ayam, Ini Ancaman Bisnis

    Salmonellosis Bukan Sekadar Masalah Kesehatan Ayam, Ini Ancaman Bisnis

    Salmonellosis merupakan salah satu penyakit bakteri yang sangat berbahaya di industri peternakan unggas. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri dari genus Salmonella, terutama Salmonella enterica, yang dapat menginfeksi ayam dan menyebar ke manusia melalui konsumsi daging atau telur yang terkontaminasi. Pada ayam, infeksi salmonellosis bisa terjadi secara langsung melalui pakan, air minum, peralatan kandang yang terkontaminasi, atau secara vertikal dari induk ke telur. Gejala yang muncul umumnya meliputi diare, nafsu makan menurun, produksi telur berkurang, hingga bahkan kematian. Namun, yang lebih sering terjadi adalah infeksi subklinis, di mana ayam tidak menunjukkan gejala, tetapi tetap menjadi pembawa dan penyebar bakteri ke lingkungan dan produk hasil ternaknya.

    Risiko terbesar dari salmonellosis bukan hanya pada ayam, tetapi pada produk hasil ternak seperti daging dan telur yang dikonsumsi manusia. Menurut data FAO (2020) dan WHO, Salmonella termasuk dalam tiga besar penyebab penyakit akibat makanan di dunia. Telur yang dikonsumsi mentah atau setengah matang, serta daging ayam yang tidak dimasak sempurna, berisiko tinggi menjadi media penularan bakteri ini. Hal ini tentu berdampak pada kepercayaan konsumen terhadap keamanan produk unggas, serta menimbulkan kerugian ekonomi bagi peternak dan industri secara keseluruhan.

    Disisi lain, beberapa negara dengan standar keamanan pangan yang sangat tinggi seperti Jepang, Uni Eropa, dan Singapura menetapkan regulasi ketat terhadap keberadaan Salmonella dalam daging maupun telur. Jika kualitas daging atau telur tidak memenuhi standar uji mikrobiologi, maka besar kemungkinan akan ditolak untuk masuk ke pasar ekspor tersebut. Kondisi ini bukan hanya menghambat akses ekspor ke pasar internasional, tetapi juga berisiko menurunkan daya saing produk unggas di kancah internasional.

    Salah satu faktor penyebab salmonellosis yang sering terabaikan di peternakan adalah kualitas air minum. Air minum yang tercemar Salmonella dapat menjadi jalur infeksi yang sangat efektif, terutama jika sistem distribusi air di peternakan tidak dilengkapi dengan sistem disinfeksi yang baik. Oleh karena itu, untuk menekan risiko infeksi salmonellosis, selain menjaga kebersihan kandang dan menerapkan biosekuriti yang ketat, sangat penting bagi peternak untuk memastikan bahwa air minum ayam telah melalui proses filtrasi dan disinfeksi yang tepat dan baik.

    Baca Juga:

  • Waspada! Air Terlihat Jernih, Tapi Penuh Ancaman Patogen untuk Ternak

    Waspada! Air Terlihat Jernih, Tapi Penuh Ancaman Patogen untuk Ternak

    Air steril seharusnya menjadi standar utama dalam sistem pemeliharaan ternak, terutama ketika digunakan untuk minum, mencampur vaksin, atau melarutkan obat dan vitamin. Namun, di lapangan masih banyak ditemukan kasus di mana air yang dianggap steril karena sudah dilakukan disinfeksi menggunakan bahan kimia ternyata masih mengandung mikroorganisme patogen, seperti E. coli, Salmonella, coliform, hingga protozoa seperti Cryptosporidium dan Coccidia. Hal ini menjadi masalah serius yang dapat berdampak langsung pada kesehatan dan performa ternak.

    Salah satu penyebab utama air tidak benar-benar steril adalah tidak maksimalnya proses disinfeksi, baik karena penggunaan metode tradisional seperti klorinasi tanpa kontrol, atau sistem penyaringan dan UV yang tidak bekerja optimal. Mikroorganisme patogen dalam air minum ternak dapat menyebabkan berbagai penyakit, terutama infeksi saluran pencernaan dan gangguan metabolisme. Ternak yang terpapar secara terus-menerus akan menunjukkan gejala seperti diare, penurunan nafsu makan, pertumbuhan yang lambat, hingga kematian. Kondisi ini secara langsung akan menurunkan produktivitas, meningkatkan angka FCR dan meningkatkan biaya produksi karena tingginya kebutuhan obat-obatan dan vitamin untuk pemulihan.

    Air yang tidak steril dengan kadar kontaminasi mikroba yang rendah pun jika diberikan secara terus-menerus, dapat menyebabkan infeksi sub-klinis (infeksi tanpa gejala nyata) yang berbahaya karena tidak langsung terlihat, tetapi tetap menurunkan performa secara perlahan. Hal inilah yang tanpa di sadari peternak menurunnya performa ternak bahkan kerugian yang sangat besar.

    Untuk mengatasi hal ini, dibutuhkan solusi yang tepat dan efektif agar tidak ada lagi penurunan kesehatan dan performa ternak akibat dari buruknya kualitas air yang dikonsumsi. Peternak harus rutin melakukan uji laboratorium mikrobiologi air secara berkala untuk mengetahui kualitas air. Selain itu, peternak juga harus melakukan pengelolaan air seperti disinfeksi yang tepat untuk membunuh segala cemaran mikroorganisme dalam air.  

    Dengan memastikan air benar-benar steril secara mikrobiologi, peternakan tidak hanya melindungi kesehatan ternak tetapi juga menjaga keberlangsungan bisnis secara efisien dan berkelanjutan. Karena pada akhirnya, air yang aman bukan hanya soal kejernihan, tapi bebas dari bahaya yang tak terlihat.

    Tim Animal Farming YUKI hadir sebagai solution provider bagi peternak dalam menjaga kualitas air melalui solusi pengolahan yang tepat dan terintegrasi. Dengan pengalaman di sektor peternakan dan teknologi pengolahan air yang canggih, kami siap membantu mulai dari uji kualitas air, perancangan sistem filtrasi dan sterilisasi, hingga pendampingan teknis di lapangan. Kami memahami bahwa setiap lokasi memiliki tantangan berbeda, sehingga solusi yang diberikan akan disesuaikan secara spesifik agar hasilnya maksimal. Komitmen kami adalah menghadirkan air yang tidak hanya bersih secara fisik, tetapi juga aman secara mikrobiologi, demi mendukung kesehatan ternak dan keberlanjutan usaha peternakan.

  • Masalah yang Sering Diabaikan, Tingginya Cemaran Fisika dan Kimia dalam Air Bersih sebabkan Kerugian Besar!!

    Masalah yang Sering Diabaikan, Tingginya Cemaran Fisika dan Kimia dalam Air Bersih sebabkan Kerugian Besar!!

    Air bersih di lingkungan peternakan sering kali dianggap sudah cukup aman digunakan jika tampak jernih dan tidak berbau menyengat. Namun pada kenyataannya, cemaran fisika dan kimia dalam air bersih masih menjadi masalah serius yang sering terabaikan. Padahal air yang tampak jernih belum tentu aman secara kualitas, terutama jika belum diuji secara laboratorium.

    Cemaran fisik dalam air umumnya meliputi partikel tersuspensi, lumpur halus, serta warna dan bau yang berasal dari kontaminasi lingkungan sekitar seperti tanah, limbah organik, atau material dari saluran distribusi air. Meskipun tidak langsung membahayakan, partikel ini dapat menyumbat sistem perpipaan, nipple drinker, serta mempercepat terbentuknya biofilm yang menjadi tempat berkembangnya mikroorganisme patogen.

    Sementara itu, cemaran kimia sering kali lebih sulit dikenali tanpa analisa laboratorium. Kandungan seperti besi (Fe), mangan (Mn), kesadahan tinggi (kapur), nitrat, dan bahkan logam berat dapat terlarut dalam air bersih. Jika dikonsumsi oleh ternak secara terus-menerus, zat-zat ini dapat mengganggu sistem pencernaan, menurunkan efisiensi penyerapan nutrisi, serta meningkatkan nilai Feed Conversion Ratio (FCR) sehingga biaya produksi pun meningkat. Selain itu, kandungan kapur tinggi dapat menimbulkan kerak pada peralatan, serta mengganggu kelarutan dan efektivitas vaksin atau obat yang diberikan melalui air minum.

    Kualitas air yang buruk tidak hanya berdampak pada kesehatan ternak, tetapi juga pada kinerja peternakan secara keseluruhan. Sayangnya, masih banyak peternak yang belum melakukan pengujian air secara rutin dan melakukan pengolahan air yang tepat. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan kesadaran yang lebih tinggi dari peternak terhadap pentingnya uji laboratorium air berkala, serta penerapan sistem pengolahan air yang sesuai, seperti penggunaan pre-filter dengan media filter khusus untuk setiap masalah. 

    Dengan memastikan air benar-benar bersih tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara kimia, peternak dapat meningkatkan kualitas hidup ternak, menjaga performa produksi, dan menciptakan sistem peternakan yang lebih sehat dan berkelanjutan.

  • Jangan Salah Pilih! Ini Perbedaan Air Bersih, Air Steril, dan Air Minum di Peternakan!!

    Jangan Salah Pilih! Ini Perbedaan Air Bersih, Air Steril, dan Air Minum di Peternakan!!

    Dalam industri peternakan, air menjadi elemen penting yang tidak hanya untuk hewan ternak, tetapi juga untuk pekerja dan proses pendukung lainnya. Meski sering dianggap sama, air bersih, air steril, dan air siap minum memiliki definisi serta penggunaan yang berbeda. Penting bagi peternak untuk memahami perbedaan antara air bersih, air steril, dan air minum, sehingga dapat menerapkan standar air yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan. 

    1. Air Bersih

    Air bersih merupakan air yang sudah terbebas dari segala cemaran kotoran, baik secara fisik (tidak keruh, tidak berwarna, tidak berbau menyengat), maupun kimia (besi, mangan dan kapur). Air bersih dapat digunakan untuk keperluan non-konsumsi seperti mandi, mencuci peralatan kandang, membersihkan kandang, dan sanitasi. 

    Apabila air yang digunakan tidak bersih dan masih mengandung kontaminan seperti besi, maka akan berdampak negatif bagi peternakan. Kandungan besi berlebih dapat memicu pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan, mengganggu kesehatan saluran pencernaan ternak, dan menyebabkan penurunan efisiensi pakan atau FCR (Feed Conversion Ratio). Selain itu, air dengan kadar kapur (kesadahan) tinggi dapat menyebabkan kerak pada pipa dan peralatan kandang yang akan menghambat distribusi air, serta mengurangi efektivitas pelarutan vaksin dan obat-obatan yang diberikan melalui air minum. Oleh karena itu, penting bagi peternak untuk tidak hanya memastikan air tampak bersih, tetapi juga memenuhi standar kualitas yang aman dan sesuai untuk kebutuhan ternak.

    2. Air Steril

    Air steril merupakan air yang sudah bersih, terbebas dari cemaran pengotor baik secara fisik maupun kimia, dan telah melalui proses disinfeksi untuk menghilangkan semua mikroorganisme, termasuk bakteri, virus, dan jamur. Air ini digunakan untuk minum ternak, proses vaksinasi melalui air minum, serta pelarutan vitamin dan obat.

    Apabila air yang digunakan belum steril dan masih mengandung mikroorganisme patogen, maka jika diberikan secara terus-menerus kepada ternak, dapat memicu timbulnya berbagai penyakit, terutama yang menyerang saluran pencernaan dan sistem kekebalan tubuh. Mikroorganisme seperti E. coli, Salmonella, dan Clostridium yang terkandung dalam air tercemar dapat berkembang biak di dalam tubuh ternak, menyebabkan infeksi yang menurunkan nafsu makan, memperburuk konversi pakan (FCR), dan menghambat pertumbuhan. Dalam kondisi yang parah, kontaminasi mikrobiologi ini tidak hanya berdampak pada performa produksi, tetapi juga dapat meningkatkan angka kematian. Oleh karena itu, memastikan air dalam kondisi steril sangat penting untuk menjaga kesehatan ternak dan menjamin produktivitas peternakan tetap optimal.

    3. Air Minum

    Air minum merupakan air yang sudah bersih, steril, dan layak dikonsumsi karena terbebas dari segala cemaran, baik secara fisik, kimia, maupun kandungan mineral yang berlebih. Air ini harus memenuhi standar baku mutu berdasarkan parameter fisika, kimia, dan mikrobiologi. Di lingkungan peternakan, air minum tidak hanya penting untuk hewan ternak, tetapi juga untuk pekerja yang bekerja di lokasi. 

    Air siap minum yang aman dan berkualitas juga dapat digunakan untuk konsumsi para pekerja, sehingga mendukung kesehatan dan kenyamanan selama bekerja. Untuk keperluan konsumsi manusia, air minum harus mengacu pada standar yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 2 Tahun 2023, yang mencakup pH netral, bebas dari zat beracun, serta aman dari cemaran mikroorganisme patogen. Umumnya, air ini dihasilkan dari sistem pengolahan air melalui proses Reverse Osmosis (RO) guna menghilangkan partikel fisik, zat kimia, mineral berlebih dan mikroorganisme patogen.

    Memahami perbedaan antara air bersih, air steril, dan air minum sangat penting dalam pengelolaan peternakan yang baik. Dengan manajemen air yang tepat sesuai fungsi dan kebutuhan, peternakan tidak hanya lebih efisien, tetapi juga lebih aman dan berkelanjutan.

  • Sudah Pasang UV di Tambak Udang Tapi Tidak Optimal? Ini Hal yang Harus Anda Perhatikan

    Sudah Pasang UV di Tambak Udang Tapi Tidak Optimal? Ini Hal yang Harus Anda Perhatikan

    Halo mitra budidaya, pernahkah mitra budidaya kerap merasa gagal meskipun telah menggunakan sistem sterilisasi air dengan UV? Mungkin ada beberapa hal ini yang terlewatkan. Sterilisasi air menggunakan sinar ultraviolet (UV) merupakan metode yang efektif untuk membunuh mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan protozoa. Namun, efektivitasnya bisa tidak optimal karena beberapa kendala teknis maupun kondisi air. Salah satu kendala utama adalah kejernihan air. Jika air yang akan disterilkan memiliki tingkat kekeruhan tinggi atau mengandung banyak partikel tersuspensi, sinar UV tidak dapat menembus dengan baik, sehingga mikroorganisme bisa terlindung di balik partikel dan tidak terpapar sinar secara langsung. Selain itu, keberadaan zat seperti besi, mangan, atau bahan organik juga dapat mengurangi efektivitas sinar UV karena zat-zat ini bisa menyerap atau memantulkan sinar, serta meninggalkan endapan pada lampu UV yang menghambat transmisi cahaya.

    Kendala lain adalah dosis sinar UV yang tidak mencukupi. Jika lampu UV terlalu lemah, sudah tua, atau permukaannya kotor, maka intensitas sinar yang dihasilkan akan menurun sehingga tidak mampu membunuh mikroorganisme secara efektif. Selain itu, waktu kontak antara air dan sinar UV sangat penting. Jika laju aliran air terlalu cepat, maka air tidak terkena sinar UV dalam waktu yang cukup untuk menonaktifkan mikroorganisme. Perawatan alat yang tidak rutin juga menjadi faktor penting. Lampu UV perlu dibersihkan dan diganti secara berkala agar kinerjanya tetap optimal.

    UV ULTRAAQUA memiliki sejumlah keunggulan yang menjadikannya pilihan unggul dalam sistem sterilisasi air. Fitur ULTRATOUCH memungkinkan pemantauan dan penyesuaian parameter secara akurat untuk menjaga performa tetap efisien. Material chamber yang tahan korosi, seperti polypropylene, membuatnya cocok untuk penggunaan pada air dengan salinitas tinggi. Sistem ini juga dapat dilengkapi dengan ULTRAWIPER untuk menjaga kebersihan tabung kuarsa. UV ULTRAAQUA telah terbukti efektif dalam berbagai sektor, termasuk akuakultur, dengan kemampuannya menonaktifkan patogen seperti White Spot Syndrome (WSSV), Vibrio sp., dan Enterocytozoon hepatopenaei (EHP), sehingga membantu meningkatkan kesehatan dan kelangsungan hidup organisme air. Tidak hanya itu, pemasangan UV juga perlu didampingi dengan prefiltrasi yang disesuaikan dengan kualitas air, sehingga hasil dari sterilisasi menggunakan UV dapat optimal dan terjaga kualitasnya. ULTRAAQUA membantu mitra budidaya mengurangi penggunaan bahan kimia untuk sterilisasi air, lebih efektif dan efisien serta lebih ramah lingkungan. Hubungi YUKI Water Treatment untuk mendapatkan informasi lebih banyak dan konsultasi masalah air tambak anda secara gratis. 

    Baca Juga:

  • Sistem RAS dalam Akuakultur Modern, Inovasi yang Wajib Diketahui Petambak

    Sistem RAS dalam Akuakultur Modern, Inovasi yang Wajib Diketahui Petambak

    Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil udang terbesar di dunia. Di tengah meningkatnya permintaan pasar global terhadap komoditas ini, tantangan dalam sektor budidaya udang juga ikut berkembang, mulai dari penyakit, degradasi lingkungan, hingga keterbatasan lahan dan air. Menjawab tantangan tersebut, inovasi teknologi menjadi kunci. Salah satu pendekatan yang kini semakin banyak dilirik oleh pelaku industri adalah penggunaan Recirculating Aquaculture System (RAS).

    Apa Itu Sistem RAS?

    RAS adalah sistem budidaya tertutup yang memungkinkan air dalam kolam diproses dan digunakan kembali melalui serangkaian penyaringan. Teknologi ini bekerja dengan cara menyaring limbah, mengontrol parameter air seperti pH, suhu, dan kadar amonia, serta memastikan lingkungan budidaya tetap stabil dan bersih. Berbeda dengan sistem tambak tradisional yang membutuhkan pasokan air besar dan terbuka terhadap risiko kontaminasi, RAS justru meminimalkan kebutuhan air dan memaksimalkan kontrol terhadap lingkungan budidaya. Dengan sistem ini, petambak dapat memelihara udang di berbagai lokasi, bahkan di area terpencil atau dekat kawasan urban tanpa harus tergantung pada sumber air laut langsung. Ini membuka peluang besar untuk perluasan wilayah budidaya udang secara lebih berkelanjutan.

    Budidaya udang vaname menggunakan RAS menawarkan sejumlah keunggulan. Selain efisiensi penggunaan air, sistem ini juga mampu menekan angka kematian udang akibat penyakit, mengurangi penggunaan bahan kimia, serta menjaga kualitas panen secara konsisten. Siklus produksi menjadi lebih cepat dan prediktif, yang berarti petambak dapat merancang strategi pemasaran dan distribusi secara lebih terencana. Dalam adopsi sistem RAS, kualitas dan desain sistem pengolahan air menjadi aspek yang sangat krusial. Di sinilah Yuki Water Treatment berperan sebagai mitra strategis dalam menyediakan solusi terpadu untuk sistem filtrasi dan pengelolaan air dalam budidaya akuakultur.

    Yuki Water Treatment telah berpengalaman dalam merancang dan mengimplementasikan sistem-sistem pengolahan air untuk berbagai jenis tambak dan skala produksi, termasuk RAS untuk budidaya udang. Produk dan layanan yang disediakan mencakup:

    • Desain sistem filtrasi RAS yang disesuaikan dengan kondisi lokal dan target produksi.
    • Penyediaan unit filter mekanik dan biologis berkualitas tinggi.
    • Solusi efisiensi energi untuk sirkulasi air dan aerasi.
    • Monitoring dan kontrol kualitas air secara real-time, guna memastikan parameter tetap dalam batas optimal.

    Selain itu, Yuki juga memberikan pelatihan teknis dan layanan purna jual yang kuat, menjadikannya lebih dari sekadar penyedia alat, melainkan mitra teknologi yang mendampingi dari perencanaan hingga operasional.

    Tantangan dan Peluang Investasi

    Memang, pembangunan sistem RAS memerlukan investasi awal yang tidak sedikit. Dibutuhkan peralatan seperti filter mekanis dan biologis, sistem aerasi, pompa air, serta kontrol suhu dan pencahayaan. Namun, ketika dihitung dalam jangka panjang, sistem ini terbukti efisien secara ekonomi. Banyak pelaku usaha kini mulai menyusun perencanaan matang, lengkap dengan analisis biaya investasi dan operasional demi memastikan kelayakan dan profitabilitas proyek.

    Di tengah krisis iklim dan tekanan terhadap ekosistem pesisir, sistem RAS hadir sebagai solusi yang bukan hanya efisien, tetapi juga visioner. Dengan mengintegrasikan teknologi dalam praktik budidaya, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pelopor akuakultur modern yang berdaya saing tinggi, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

    Masa depan budidaya udang bukan hanya soal produksi yang tinggi, tetapi juga bagaimana kita menjaga laut dan lingkungan tetap lestari. Dan dalam perjalanan itu, RAS bisa menjadi salah satu alat utama kita.

    Baca Juga:

  • Sering Disepelekan, Kualitas Air Memegang Peranan Penting Pada Produktivitas Peternakan

    Sering Disepelekan, Kualitas Air Memegang Peranan Penting Pada Produktivitas Peternakan

    Air merupakan kebutuhan dasar bagi semua makhluk hidup, termasuk hewan ternak. Di dunia peternakan, air bukan hanya digunakan untuk minum, tetapi juga berperan penting dalam proses pencernaan, metabolisme, pengaturan suhu tubuh, serta kesehatan secara keseluruhan. Oleh sebab itu, menjaga kualitas air sama pentingnya dengan menyediakan pakan bernutrisi dan lingkungan kandang yang baik.

    Saat ini, banyak peternakan yang masih menggunakan sumber air tanpa memastikan kualitasnya, padahal air yang tampak jernih belum tentu aman. Kandungan fisik, kimia, maupun mikrobiologi dalam air, seperti kandungan besi, mangan, nitrat, mikroorganisme patogen (E. coli, Salmonella, dll), dan bahkan biofilm dalam pipa air minum dapat berdampak buruk pada kesehatan ternak. Air yang tercemar bisa menyebabkan penurunan konsumsi minum, gangguan pencernaan, penurunan efisiensi pakan (FCR), bahkan kematian.

    Dampak buruk dari kualitas air yang rendah tidak hanya terlihat dari kesehatan ternak, tetapi juga dari sisi produktivitas dan ekonomi. Feed Conversion Ratio (FCR) yang memburuk akibat air tercemar akan membuat pakan tidak terserap optimal, sehingga biaya produksi meningkat tanpa diimbangi dengan hasil yang memadai. Dalam skala besar, hal ini tentu sangat merugikan, karena biaya pakan akan meningkat.

    Maka dari itu, penting bagi peternak untuk rutin melakukan uji kualitas air, terutama saat terjadi perubahan musim atau ada gejala gangguan kesehatan pada ternak. Langkah pencegahan seperti pemasangan sistem pre-filter dan desinfeksi dapat menjadi solusi untuk menjaga air tetap bersih dan bebas patogen.

    Kualitas air yang baik bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan utama dalam sistem pemeliharaan ternak yang sehat dan efisien. Dengan air yang bersih, ternak akan tumbuh lebih optimal, angka kematian menurun, dan hasil produksi dapat ditingkatkan secara berkelanjutan.

    Baca Juga:

  • Mengenal Divisi Animal Farming YUKI Water Treatment, Solusi Air untuk Peternakan yang Lebih Produktif

    Mengenal Divisi Animal Farming YUKI Water Treatment, Solusi Air untuk Peternakan yang Lebih Produktif

    Air memegang peranan penting dalam industri peternakan modern sebagai faktor utama yang menentukan kesehatan, performa, dan produktivitas ternak. Kualitas air yang baik tidak hanya mendukung pertumbuhan optimal, tetapi juga membantu mencegah berbagai gangguan kesehatan yang dapat menghambat produktivitas ternak. Meski demikian, kualitas air masih sering diabaikan, padahal banyak peternakan di Indonesia mengalami permasalahan serius terkait kontaminasi fisik, kimia, dan mikrobiologi. Melihat kondisi tersebut, YUKI Water Treatment menghadirkan Tim Animal Farming, yang secara khusus sebagai penyedia solusi pengolahan air di industri peternakan, baik unggas maupun ruminansia. Divisi ini hadir sebagai solution provider untuk membantu peternak meningkatkan kualitas air secara menyeluruh guna menunjang performa ternak dan memastikan hasil produksi tetap optimal.

    Divisi Animal Farming YUKI berkomitmen untuk membantu dan memberikan solusi tepat bagi peternak, baik skala kecil maupun industri dalam memperbaiki dan menjaga kualitas air yang digunakan untuk ternak. Kami memahami bahwa air berperan penting dalam proses metabolisme, pencernaan, hingga imunitas ternak. Oleh karena itu, kualitas air yang tercemar oleh logam berat atau kandungan kimia dan mikroorganisme patogen berlebih dapat berdampak langsung pada performa ternak, efisiensi pakan (FCR), bahkan tingkat kematian. Kualitas air yang baik akan menghasilkan ternak yang sehat, dan ternak yang sehat adalah kunci utama keberhasilan usaha peternakan.

    Sebagai solution provider, Divisi Animal Farming YUKI tidak hanya menawarkan produk, tetapi juga menyediakan layanan berbasis analisis yang disesuaikan dengan kebutuhan dan permasalahan di setiap lokasi peternakan. Proses dimulai dari pengujian laboratorium air, dilanjutkan dengan survey lapangan, perancangan sistem filtrasi dan desinfeksi dengan tim engineer bidang water treatment, hingga memastikan pemasangan berjalan efektif. Selain itu, untuk memastikan semua sistem yang terpasang berfungsi secara maksimal dan memberikan manfaat jangka panjang, kami memberikan layanan after-sales service. Tanpa perawatan yang tepat, kinerja sistem dapat menurun, yang berdampak pada kualitas air dan kesehatan ternak. Peternak tidak perlu khawatir akan melewatkan jadwal perawatan, karena tim customer service YUKI secara proaktif akan mengingatkan saat waktu perawatan tiba, guna memastikan sistem tetap bekerja secara maksimal.

    Dengan dukungan teknologi dan pengalaman di bidang water treatment, Divisi Animal Farming YUKI siap membantu peternakan mencapai produktivitas optimal melalui manajemen air yang lebih baik. Karena kami percaya, air yang berkualitas adalah awal dari ternak yang sehat dan produktif.

    Baca Juga: